Saat
ini banyak pria yang memakai cincin emas atau kain sutera. Bahkan saat
pernikahan, sering mempelai pria dan wanita sama-sama memakai cincin
kawin yang terbuat dari emas. Padahal haram bagi lelaki untuk memakai
cincin emas. Nanti akan kami sebut dalil-dalilnya.
Ada orang yang berargumen bahwa lelaki
boleh memakai cincin emas dengan dalil di bawah serta tak adanya
larangan memakai cincin emas dalam Al Qur’an:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al A’raaf 31]
Tapi dari ayat di atas Allah sudah
melarang kita untuk tidak berlebihan. Memakai perhiasan emas bagi
lelaki adalah hal yang berlebihan. Allah tidak suka.
Kemudian tidak semua hal dijelaskan
dalam Al Qur’an. Sebagai contoh, perintah Shalat di Al Qur’an cuma
garis besarnya saja. Ada pun rincian cara shalat, dijelaskan oleh
utusan Allah: Nabi Muhammad SAW. Karena itu, Hadits Nabi juga harus
kita ikuti karena setelah mentaati Perintah Allah, kita juga wajib
mentaati perintah RasulNya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” [An Nisaa’ 59]
Allah melarang pria memakai perhiasan emas karena itu bisa jadi alat berbangga-bangga:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [Al Hadiid 20]
Ada orang yang berpendapat Emas Putih,
Platina, atau Berlian yang lebih mahal daripada Emas halal karena itu
bukan emas. Cuma emas yang diharamkan, kata mereka. Meski tidak ada
dalil Emas Putih, Platina, atau Berlian itu haram bagi pria, namun Nabi
dan sahabat tidak pernah memakainya. Jadi belum tentu halal.
Sebagaimana ayat Al Qur’an yang
menyatakan khamar dan judi itu haram, bukan berarti yang haram itu cuma
khamar atau judi yang biasa digunakan di Arab saat itu. Tapi setiap
yang memabukkan (misalnya Wiskey, Bir, Narkoba, dan Vodka) juga haram
karena faktor memabukkannya. Begitu pula meski judi yang dulu biasa
dipakai adalah melempar anak panah, itu bukan berarti Kasino atau Judi
Bola itu halal. Faktor spekulasi dan mengambil harta orang lain bukan
dengan jalan yang hak itulah yang membuatnya haram.
Nah intisari/substansi pengharaman emas
bagi pria adalah larangan Bermegahan, hidup mewah, Berlebihan, Boros,
Pamer, dan sebagainya. Ini bukan cuma berlaku bagi emas, tapi bagi
perhiasan mahal lainnya seperti arloji Rolex yang harganya bisa
mencapai US$ 350.000 (Rp . 3,2 milyar/2000 dinar!) Coba perhatikan dan
pahami ayat-ayat di bawah:
“…orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” [Hud 116]
“…Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan
(ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya.” [Al Israa' 16]
“Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong.” [Al Mu'minuun 64]
“Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya” [Saba' 34]
“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus
sebelum kamu seorang pemberi Peringatan pun dalam suatu negeri,
melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan
sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” [Az Zukhruf 23]
“Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah.” [Al Waqi'ah 45]
Allah membenci ummat Islam yang hidup
mewah. Banyak orang-orang kafir yang masuk neraka karena hidup mewah.
Pola hidup orang mewah adalah pamer/riya akan hartanya. Lebih menumpuk
harta ketimbang membantu orang-orang miskin atau mujahid yang berjuang
di jalan Allah. Karena merasa besar/kibir akan kemewahan yang mereka
pamerkan, mereka cenderung menganggap dirinya paling hebat dan paling
benar serta menolak kebenaran.
Mungkin ada yang berpendapat Nabi dan
para Sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan Usman itu kaya. Mereka memang
memiliki banyak rezeki atau uang, tapi mereka lebih senang
mensedekahkannya untuk jalan Allah dan Fakir Miskin. Nabi hidupnya
sangat sederhana dan tidur di atas pelepah kurma. Abu Bakar ra
menyumbangkan seluruh hartanya untuk jihad di jalan Allah. Umar
menyumbang separuh, sedang Usman menyumbang sepertiga dari hartanya.
Adakah para aghniya atau orang-orang kaya Muslim sekarang seperti
mereka?
Jauh. Kebanyakan justru seperti orang-orang kaya/mewah yang tercantum dalam Al Qur’an.
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
“Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. ” [Al Israa' 26-27]
Janganlah pikiran kita lalai karena perhiasan dunia:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
[Al Kahfi 28]
Seorang pria hendaknya menafkahkan hartanya seperti emas di jalan Allah. Bukan cuma jadi hiasan:
“Pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu.” [At Taubah 35]
Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah menjelaskan ajaran Islam dan memberi contoh cara hidup Islami.
Pada mulanya memang cincin emas tidak
dilarang. Namun setelah itu Nabi Muhammad membuangnya. Para sahabat
juga ikut membuang cincin emas mereka:
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. menyuruh untuk
membuatkan cincin dari emas. Beliau meletakkan mata cincinnya pada
bagian dalam telapak tangan bila beliau memakainya. Orang-orang pun
berbuat serupa. Kemudian suatu ketika, beliau duduk di atas mimbar lalu
mencopot cincin itu seraya bersabda: Aku pernah memakai cincin ini dan
meletakkan mata cincinnya di bagian dalam. Lalu beliau membuang cincin
itu dan bersabda: Demi Allah, aku tidak akan memakainya lagi untuk
selamanya! Orang-orang juga ikut membuang cincin-cincin mereka. (Shahih
Muslim No.3898)
Nabi Muhammad jelas melarang kaum pria (wanita boleh) memakai cincin emas:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau melarang memakai cincin emas. (Shahih Muslim No.3896)
Oleh karena itu, pada pernikahan,
sebaiknya mempelai pria jangan memakai cincin emas karena itu haram.
Dosa. Sebaiknya pakai cincin perak, atau tidak pakai cincin sama
sekali.
Nabi Muhammad SAW juga melarang para
pria untuk memakai pakaian sutera. Oleh karena itu janganlah pakai
pakaian sutera seperti Batik Sutera, Dasi Sutera, atau Kaos Kaki yang
terbuat dari Sutera:
Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. memerintahkan kami
untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara.
Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah,
mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah), melaksanakan sumpah
dengan benar, menolong orang yang teraniaya, memenuhi undangan dan
menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau bercincin
emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan
Qas (terbuat dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang
tebal dan tipis. (Shahih Muslim No.3848)
Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan
pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang
kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih
Muslim No.3849)
Dari Abu Musa Al Asy’ary ra bahwasannya
Nabi Muhammad saw bersabda, “Memakai kain sutera dan emas itu haram
bagi umatku yang laki-laki; dan halal bagi umatku yang perempuan.” (HR.
At Turmudzy)
Dari Umar bin Khattab ra berkata, Nabi
Muhammad saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian memakai kain sutera,
karena sesungguhnya orang yang telah memakainya di dunia maka nanti di
akhirat tidak akan memakainya lagi.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Anas ra berkata, Nabi Muhammad saw
bersabda: “Barangsiapa yang memakai kain sutera di dunia maka ia tidak
akan memakainya nanti di akhirat.” (HR. Bukhari Muslim)
Nabi saw mengambil sutera dan
dipegangnya dengan tangan kanan. Lalu beliau mengambil emas dan
memegangnya dengan tangan kiri. Kemudian beliau bersabda, “Dua macam
perhiasan ini haram bagi kalangan laki-laki umatku.” (HR Ahmad, Abu
Daud, an-Nasai, Ibn Hibban, dan Ibn Majah).
Perintah Nabi di atas sangat jelas. Mendurhakai perintah Nabi, akan mengundang azab Allah yang keras:
“Dan berapalah banyaknya penduduk
negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka
Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab
mereka dengan azab yang mengerikan” [Ath Thalaaq 8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar